UpdateiNews | Washington, D.C. – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengguncang dunia dengan kebijakan terbarunya yang mengejutkan. Dalam konferensi pers yang digelar Rabu (2/4) malam waktu AS, Trump secara tiba-tiba mengumumkan tarif impor baru yang lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Ia bahkan menyebut kebijakan ini sebagai ‘Hari Pembebasan’ atau ‘Liberation Day’—sebuah pernyataan yang langsung menyulut kontroversi global!
Tarif Brutal: China, Indonesia, hingga Uni Eropa Jadi Korban
Kebijakan Trump ini langsung mengincar negara-negara utama dalam perdagangan internasional. China menjadi target utama dengan tarif impor brutal sebesar 34 persen! Indonesia pun tak luput dengan tarif 32 persen, sementara Thailand dan Vietnam dihantam lebih keras dengan tarif 36 persen dan 46 persen! Bahkan sekutu dekat AS seperti Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan ikut merasakan dampaknya dengan tarif yang melonjak hingga 25 persen!
Dunia Panik, Ekonomi Global Bergejolak!
Kebijakan Trump ini memicu kepanikan luar biasa di pasar global. Analis ekonomi memperingatkan potensi perang dagang yang lebih besar, yang bisa melumpuhkan ekonomi dunia. Para pemimpin dunia pun bereaksi keras! Pejabat tinggi China menyatakan bahwa langkah ini bisa menjadi ‘awal dari kehancuran ekonomi global,’ sementara Uni Eropa mengancam akan mengambil langkah balasan yang lebih agresif!
Trump: ‘Teman Lebih Buruk dari Musuh!’
Dalam pernyataannya yang semakin menghebohkan, Trump menegaskan bahwa kebijakan ini dibuat untuk melindungi kepentingan ekonomi AS. “Dalam banyak kasus, teman lebih buruk daripada musuh dalam hal perdagangan,” katanya dengan nada tajam. Pernyataan ini memicu kemarahan di berbagai negara, yang sebelumnya menganggap diri mereka sebagai sekutu setia Amerika Serikat.
Akankah Dunia Menuju Perang Dagang Global?
Dengan kebijakan tarif impor yang ekstrem ini, dunia kini dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi yang menegangkan. Para ekonom dan pemimpin dunia bersiap menghadapi babak baru dalam persaingan ekonomi global yang bisa menjadi pemicu krisis besar!
Editor:when
