UPDATEINEWS | MADINA,(5/08/25) –Tragedi memilukan menimpa seorang remaja perempuan berinisial DF (15), anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) tingkat kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. DF ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terkubur di lubang bekas galian eskavator di area perkebunan sawit Kecamatan Natal, Kamis (31/7) sore.
Remaja itu sebelumnya dilaporkan hilang sejak Selasa (29/7), usai mengikuti latihan paskibra dalam rangka persiapan upacara peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Pencarian intensif dilakukan oleh warga, aparat kepolisian, hingga TNI. Namun harapan keluarga menemukan DF dalam keadaan selamat pupus saat jasadnya ditemukan di lubang yang biasa digunakan sebagai penampungan air.
Kepolisian menyatakan telah mengamankan seorang terduga pelaku pada Jumat (1/8). Namun, hingga kini identitas maupun motif pembunuhan belum diungkap ke publik. Pihak Polres berjanji akan menyampaikan informasi lanjutan setelah penyelidikan lebih mendalam.
DF bukan hanya korban kekerasan ia adalah simbol dari kegagalan sistemik dalam melindungi generasi muda. Seorang siswi berprestasi, yang terlibat aktif dalam kegiatan resmi negara, justru menjadi korban dalam situasi yang seharusnya aman dan terkawal.
Pertanyaan mendasar:
Kegiatan paskibra bukan sekadar latihan baris-berbaris. Ini adalah pendidikan karakter, disiplin, dan cinta tanah air. Tapi semua nilai luhur itu akan kehilangan makna jika penyelenggaraannya justru membuka celah bahaya terhadap para peserta.
Pentingnya SOP Ketat untuk Kegiatan Sekolah dan Ekstrakurikuler
Tragedi ini seharusnya menjadi lonceng darurat bagi seluruh satuan pendidikan, pemerintah daerah, hingga aparat penegak hukum untuk memperketat pengawasan terhadap setiap kegiatan luar sekolah yang melibatkan siswa. Beberapa langkah preventif yang seharusnya diterapkan antara lain:
1. Pendataan dan absensi real-time siswa selama kegiatan berlangsung.
2. Protokol keamanan, termasuk pendampingan oleh guru atau tenaga profesional.
3. Sistem pelaporan cepat bila ada peserta hilang kontak.
4. Audit terhadap lokasi latihan: apakah aman dan terjangkau?
KEADILAN HARUS DIBUKTIKAN, BUKAN DITUNDA
Penangkapan satu terduga pelaku belum cukup. Keadilan baru akan hadir jika motif diungkap, dalang dijerat, dan aparat membuka proses penyidikan dengan transparansi penuh. Kapolres Madina dan Polda Sumut wajib menjawab kegelisahan publik, bukan sekadar berjanji menyampaikan “nanti”.
Bila tidak, publik akan memaknai diam sebagai pembiaran.
DF adalah anak bangsa. Kematian tragisnya bukan hanya luka keluarga, tapi luka kolektif kita sebagai masyarakat. Kita tidak boleh terbiasa dengan berita remaja mati sia-sia. Negara harus hadir bukan hanya untuk mengibarkan bendera, tapi menjaga tangan-tangan muda yang mengangkatnya.(*)
Rilis: Redaksi
Editor: Wheny
Empat Pengedar 73 Kg Narkoba Divonis Mati di PN Siak: Alarm Bahaya Peredaran Gelap di…
UPDATEINEWS | PEKANBARU,(16/08/25),-Komisi I DPRD Pekanbaru kembali menyoroti keberadaan tiang-tiang provider internet yang menjamur di…
UPDATEINEWS | DUMAI,(16/08/25) - Awan gelap kembali menyelimuti kilang raksasa PT Kilang Pertamina Internasional (PT…
UPDATEINEWS | PEKANBARU, (16/08/25) - Kasus dugaan korupsi Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif DPRD…
“Kalau aturan ini diabaikan, jelas ada konsekuensinya. Pemerintah harus berani mencabut izin, bukan hanya menutup…
UPDATEINEWS | PEKANBARU,(15/08/25) – Suasana di kompleks Kantor DPRD Provinsi Riau, Kamis (14/8/2025) sore, mendadak…
This website uses cookies.