UpdateiNews|Sana’a, Yaman, (30/05/25) – Langit pagi di atas Bandara Internasional Sana’a mendadak berubah menjadi lautan api dan puing besi terbakar ketika rudal Israel menghantam sebuah pesawat sipil yang tengah bersiap mengangkut jemaah haji Yaman ke tanah suci Makkah. Ledakan itu bukan hanya merobek tubuh pesawat Airbus A320-233, tapi juga menghancurkan harapan ratusan warga sipil yang telah bersiap memulai perjalanan spiritual mereka.
Pesawat tersebut, satu-satunya pesawat komersial yang masih beroperasi di bandara itu, baru saja tiba dari Amman, Yordania. Pesawat ini dijadwalkan untuk melayani dua kali penerbangan harian selama sembilan hari ke depan, khusus mengangkut jemaah haji Yaman yang telah menanti selama bertahun-tahun di tengah blokade dan konflik.
Namun, pada pagi kelabu itu, deru mesin digantikan oleh dentuman maut. Rudal Israel menghantam tepat di landasan pacu dan menabrak badan pesawat, menimbulkan kobaran api yang menghanguskan seluruh badan pesawat dalam hitungan menit. Asap hitam membubung tinggi ke langit Sana’a, disertai isak tangis keluarga jemaah yang menyaksikan kehancuran dari kejauhan.
Direktur Bandara, Khaled al-Shaif, dengan suara bergetar menyebut insiden ini sebagai “serangan brutal yang disengaja terhadap koridor kemanusiaan,” menuding Israel secara terang-terangan menghantam fasilitas sipil dalam upaya menekan rakyat Yaman.
“Ini bukan hanya serangan terhadap pesawat, ini serangan terhadap hak beribadah. Ratusan jiwa yang ingin menunaikan ibadah haji kini tertahan, dan nyaris tak ada lagi jalur aman bagi mereka,” ujar al-Shaif kepada media setempat.
Serangan ini tidak hanya menutup bandara secara total, tetapi juga memicu kecaman keras dari komunitas internasional yang menuntut Israel untuk bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Sementara itu, di antara reruntuhan dan bara api, hanya tersisa koper-koper yang hangus dan serpihan harapan jemaah yang kini sirna. Tanah suci terasa semakin jauh bagi mereka yang kini menjadi korban dari konflik yang tak kunjung usai.(*)
Rilis: Redaksi
Editor: When