Categories: Infotorial

Tambang Emas Ilegal di Papua: Pembiaran yang Mengorbankan Nyawa dan Masa Depan

UpdateiNews | Papua, (24/04/25) – Di balik kilauan emas yang diburu ribuan pendulang di Papua, tersembunyi kisah kelam tentang pembiaran, korupsi, dan kekerasan. Meskipun aparat penegak hukum mengklaim telah melakukan penangkapan di sejumlah titik tambang emas ilegal, kenyataannya aktivitas tambang tanpa izin itu terus berlangsung—mengancam ekosistem, masyarakat adat, hingga memicu konflik bersenjata.

Pernyataan keras disampaikan Laurenzus Kadepa, mantan anggota DPR Papua dua periode. Ia menuding lemahnya penegakan hukum terhadap tambang ilegal di Papua disebabkan oleh adanya kepentingan oknum tertentu. “Karena illegal mining itu kan menyangkut setoran,” tegasnya. Ini adalah tuduhan serius, yang jika benar, mengindikasikan bahwa tambang ilegal tak hanya masalah hukum, tapi juga penyakit sistemik yang bersarang di tubuh birokrasi.

Tragisnya, konflik berdarah telah meletus. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan 17 pendulang emas ilegal di Kabupaten Yahukimo. Aparat mengonfirmasi bahwa 16 jenazah telah berhasil diidentifikasi dan diserahkan ke keluarga. Nyawa-nyawa ini melayang dalam kesunyian negara, tanpa ada jaminan bahwa tragedi serupa tak akan terulang.

Kapolda Papua, Irjen Pol Patrige Renwarin, mendesak pemerintah daerah untuk menertibkan tambang emas ilegal. Namun, seruan ini ibarat menggonggong di tengah badai; tambang-tambang ilegal tetap berdiri kokoh, bahkan berkembang. Pada 2022, Dinas ESDM Papua mencatat sedikitnya tujuh titik tambang ilegal aktif di Korowai. Ironisnya, sebanyak 3.000 penambang didatangkan dengan helikopter—bukti adanya logistik dan dana besar di balik operasi ilegal ini.

Lebih dari sekadar kerusakan lingkungan, tambang ilegal di Papua adalah ancaman langsung bagi keberlangsungan hidup masyarakat adat. Para peneliti mengkhawatirkan bahwa jika pembiaran ini terus terjadi, maka salah satu kelompok masyarakat paling rentan di Indonesia akan menjadi korban dari kerakusan segelintir elite dan mafia tambang.

Kritik demi kritik telah dilontarkan, tapi tanpa kemauan politik yang tegas, penindakan yang nyata, dan keberanian membuka skandal tambang ilegal secara transparan, Papua akan terus menjadi medan perburuan emas berdarah. Dan Indonesia, sebagai negara hukum, akan terus tercoreng oleh dosa-dosa pembiaran. (*)

Rilis: Redaksi
Editor: When

Bobby Setiawan

Recent Posts

Bronjong Terkoyak, Hukum Terjebak?

UPDATEINEWS|SIAK,(2/10/25) – Sudah berbulan-bulan sejak kasus proyek bronjong di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, mencuat…

4 seconds ago

Pascakebakaran, Bupati Meranti Jamin Ujian Siswa SMA 1 Selatpanjang Sesuai Jadwal

UPDATEINEWS|SELATPANJANG,(2/10/25) – Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar, turun langsung meninjau lokasi kebakaran yang…

2 hours ago

Pemprov Riau Anggarkan Insentif Guru MDA, PDTA, dan Petugas Sosial di Desa Mulai 2026

UPDATEINEWS|PEKANBARU,(2/10/25) – Kabar baik bagi pekerja non formal di desa, khususnya guru Madrasah Diniyah Awaliyah…

6 hours ago

Polres Meranti Gelar Supervisi Rekrutmen Proaktif, Putra-Putri Asli Daerah Perbatasan Jadi Prioritas

UPDATEINEWS|MERANTI,(2/10/25) - Polres Kepulauan Meranti menggelar kegiatan Supervisi Penyusunan Kajian Kebijakan Penyelenggaraan Personil Polri di…

7 hours ago

Polres Meranti Pasang Plang Peringatan: Stop Bakar Lahan di Desa Tenan!

UPDATEINEWS|MERANTI,(2/10/25) - Polres Kepulauan Meranti melalui Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) memasang plang peringatan larangan membakar…

9 hours ago

APBD Riau 2025: Anggaran yang Sibuk Membayar Masa Lalu, Lupa Menyongsong Masa Depan

Oleh: Redaksi UPDATEINEWS|PEKANBARU,(1/10/25) - Sekretaris Daerah Riau, Syahrial Abdi, menyampaikan Nota Pengantar Perubahan APBD 2025…

1 day ago

This website uses cookies.