UpdateiNews-Pekanbaru (14/4)Fenomena penipuan siber dengan modus asmara atau dikenal sebagai scammer lover kembali memakan korban. Kali ini, para perempuan menjadi target utama para pelaku yang memanfaatkan media sosial dan aplikasi kencan untuk menjalankan aksinya.
Modus operandi para scammer ini cukup rapi. Mereka biasanya menggunakan identitas palsu dengan foto pria tampan, sering kali berseragam militer atau berpenampilan profesional. Setelah menjalin komunikasi intensif dengan korban, pelaku mulai membangun kedekatan emosional dan mengaku jatuh cinta, meskipun hubungan hanya terjadi secara daring.
Setelah kepercayaan terbentuk, pelaku mulai melancarkan aksinya. Dengan berbagai alasan seperti kebutuhan mendesak, masalah keluarga, atau kecelakaan, mereka mulai meminta bantuan keuangan dari korban. Tak jarang, korban rela mengirim uang dalam jumlah besar karena merasa sudah terikat secara emosional.
Pakar keamanan siber mengingatkan agar masyarakat, khususnya perempuan, waspada terhadap hubungan daring yang terlalu cepat mesra. Jangan mudah percaya dengan seseorang yang belum pernah ditemui secara langsung, apalagi jika mulai melibatkan urusan uang.
Polisi juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika merasa menjadi korban, serta menyarankan agar tidak ragu berdiskusi dengan orang terdekat saat mulai menjalin komunikasi dengan seseorang secara online.
Penipuan berbasis cinta bukan sekadar soal uang, tapi juga bisa berdampak pada kesehatan mental korban. Bijaklah dalam bersosial media, dan selalu waspada terhadap rayuan manis yang berujung pada kejahatan.
editor:whenych