Resmi Jadi Guru Besar, Prof Leny Tekankan Pentingnya Nilai-Nilai Islam dalam Tata Kelola Keuangan

UpdateiNews| Pekanbaru, (26/05/25) –  Dalam perjalanan akademik yang penuh dedikasi dan ketekunan, Prof. Dr. Leny Nofianti, S.E., M.Si., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS), Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, pada 1 Februari 2020.

Sebelum mencapai puncak jabatan akademik ini, Leny sempat mengemban amanah sebagai Wakil Dekan I di FEIS. Jejak langkahnya di kampus bukan sekadar birokrasi akademik semata, namun lebih sebagai panggilan untuk menciptakan perubahan yang berakar dari nilai-nilai luhur.

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Islamic Governance dalam Meningkatkan Kinerja Perbankan Syariah,” Leny mengangkat satu tema besar yang kini menjadi semakin relevan: bagaimana ajaran Islam mampu menjadi pondasi kuat dalam membangun sistem tata kelola keuangan yang lebih etis, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Ia menekankan bahwa Islamic governance bukanlah sekadar jargon religius, melainkan kerangka nilai yang aplikatif dalam dunia nyata. Nilai-nilai seperti siddiq (kejujuran), amanah (memegang kepercayaan), tabligh (keterbukaan), hingga itqan (peningkatan berkelanjutan) dan zuhud (anti-materalisme) menjadi pilar yang dapat membentuk wajah baru perbankan syariah yang bukan hanya kompetitif, tapi juga bermartabat.

“Prinsip-prinsip ini,” ujar Leny dalam pidatonya, “adalah warisan spiritual yang kini saatnya kita terjemahkan ke dalam sistem tata kelola perusahaan syariah secara menyeluruh.”

Lebih dari sekadar kerangka teori, gagasan Prof. Leny memberi harapan akan terwujudnya sistem ekonomi Islam yang modern namun berakar pada nilai-nilai spiritual, sistematis namun tetap manusiawi, dan kompetitif namun tetap adil.

Harapan ke depan, Islamic governance bisa menjadi guiding light bagi industri keuangan syariah Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman mulai dari disrupsi teknologi hingga kebutuhan akan keuangan berkelanjutan yang etis. Jika diterapkan dengan konsisten, nilai-nilai ini bukan hanya akan memperkuat citra perbankan syariah, tetapi juga membentuk kultur ekonomi yang lebih bermoral dan bertanggung jawab.

Sebagaimana pohon yang kuat tumbuh dari akar yang dalam, Leny mengingatkan kita bahwa masa depan ekonomi Islam tidak lahir dari sekadar inovasi teknis, tetapi dari penghayatan nilai-nilai yang telah lama menjadi jantung peradaban Islam.(*)

Rilis: Redaksi

Editor: When

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *