Presiden Prabowo Canangkan Pembangunan 35 Kampus Khusus Warga Tidak Mampu

UpdateiNews-Jakarta, 7 Mei 2025 – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengumumkan kebijakan monumental dalam bidang pendidikan tinggi dengan merancang pembangunan 35 kampus baru yang dikhususkan bagi warga tidak mampu. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam menekan ketimpangan sosial dan memperluas akses pendidikan tinggi yang merata dan terjangkau.

Kebijakan ini diumumkan dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, dan disambut antusias oleh publik, terutama dari kalangan pendidik, mahasiswa, dan tokoh masyarakat di daerah-daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

> “Kami percaya, pendidikan adalah senjata paling kuat untuk mengubah masa depan. Oleh karena itu, kami akan membangun 35 kampus berkualitas yang sepenuhnya difokuskan untuk mendidik anak-anak bangsa dari keluarga tidak mampu,” ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya, Selasa pagi (7/5).

Pembangunan Bertahap dan Merata

Kampus-kampus ini akan dibangun secara bertahap mulai tahun anggaran 2025 hingga 2029, dengan alokasi awal mencakup 10 lokasi prioritas yang tersebar di luar Pulau Jawa, seperti Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Maluku.

Setiap kampus akan dilengkapi dengan fasilitas lengkap, termasuk:

Asrama gratis bagi mahasiswa dari keluarga miskin

Perpustakaan digital dan pusat riset terapan

Laboratorium teknologi dan pelatihan kewirausahaan

Program studi berbasis kebutuhan lokal (agribisnis, kelautan, teknologi tepat guna)

Pendanaan dan Model Pengelolaan

Pembangunan 35 kampus ini akan dibiayai melalui skema Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta dukungan investasi dari BUMN dan mitra luar negeri. Pemerintah juga mengundang partisipasi universitas negeri besar untuk menjadi mentoring institution bagi kampus-kampus baru ini.

> “Ini bukan proyek mercusuar, tapi program jangka panjang untuk transformasi sosial. Kita perlu gotong royong lintas sektor,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Respons Publik dan Harapan Baru

Di berbagai daerah, kabar ini disambut dengan suka cita. Para orang tua, guru, dan siswa menyatakan harapan besar terhadap kemajuan pendidikan di wilayah mereka.

Siti Marlina, seorang ibu dari Kabupaten Lembata, NTT, meneteskan air mata saat diwawancarai oleh wartawan:

“Anak saya pintar, tapi kami tidak punya uang kuliah. Kalau ini benar-benar terjadi, mungkin dia bisa jadi orang pertama di keluarga kami yang kuliah.(”)

Rilis    : Agoes.B

Editor  : Weny Christina

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *