Penggerebekan Mendadak di Lapas Bengkalis: 3 Napi dan 1 Oknum Petugas Terciduk Pesta Narkoba

UpdateiNews | Bengkalis, (04/06/25) – Upaya bersih-bersih narkoba di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bengkalis mulai menunjukkan hasil. Razia mendadak yang digelar pada Selasa pagi (3/6/2025) berhasil mengungkap pesta narkoba yang melibatkan tiga narapidana dan seorang oknum petugas. Penggerebekan dilakukan sekitar pukul 10.45 WIB di dua titik, yaitu kamar 7 Blok B dan kamar 3 Blok D.

Ketiga narapidana yang diamankan masing-masing berinisial Hen (Blok B), serta Han dan De (Blok D). Selain itu, seorang petugas lapas berinisial N turut diamankan karena diduga menjadi pemasok sabu yang digunakan dalam pesta tersebut. Barang bukti narkoba jenis sabu disita dan langsung diserahkan kepada Satnarkoba Polres Bengkalis untuk penyelidikan lebih lanjut.

Kepala Lapas Bengkalis, Kriston Napitupulu, menegaskan bahwa operasi ini merupakan tindak lanjut dari deklarasi “Lapas Bebas Narkoba” yang diumumkan sehari sebelumnya, pada Senin (2/6/2025). “Baru sehari kita deklarasikan bebas narkoba, kita langsung temukan pengguna dan pemasoknya di dalam,” tegas Kriston.

Modus Operandi: Sabu Disembunyikan di Tong Sampah

Pengungkapan kasus ini bermula dari intuisi Kalapas yang secara spontan melakukan inspeksi mendadak bersama timnya. Saat itu, ia mencurigai gelagat salah satu napi yang tampak panik ketika petugas mendadak memasuki kamar hunian. Napi berinisial Hen terlihat gelagapan dan membuang sesuatu ke dalam tong sampah.

Setelah diperiksa, benda yang dibuang tersebut ternyata narkoba jenis sabu. Hasil interogasi terhadap Hen mengungkap bahwa barang haram itu berasal dari napi lain berinisial Han. Sementara itu, napi De juga didapati menyimpan sabu di tong sampah kamar mandi.

Yang mengejutkan, dari pengakuan mereka terungkap bahwa pemasok sabu ke dalam lapas adalah oknum petugas berinisial N. Fakta ini memperkuat dugaan adanya jaringan internal yang memungkinkan peredaran narkoba tetap terjadi meski dari balik jeruji besi.

Analisa: Simbol Kegagalan Sistemik atau Momentum Perubahan?

Pengungkapan kasus ini menjadi alarm keras bahwa peredaran narkoba tidak hanya melibatkan narapidana, tetapi juga oknum petugas yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pengawasan.

Fenomena seperti ini bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Banyak kasus narkoba di lapas mengindikasikan adanya simbiosis mutualisme antara napi dan oknum petugas yang tergoda oleh keuntungan besar dari bisnis haram ini. Di tengah sistem pengawasan yang longgar dan budaya permisif, integritas petugas menjadi taruhan utama.

Namun, penggerebekan kali ini bisa menjadi titik balik. Langkah cepat dan tegas dari Kalapas Kriston menunjukkan komitmen untuk membersihkan institusi dari dalam. Kriston menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir siapapun yang terlibat, baik napi maupun petugas. “Akan kami sikat semuanya,” tegasnya.

Tantangan Selanjutnya: Reformasi Sistemik

Langkah tegas Lapas Bengkalis patut diapresiasi, namun tidak cukup hanya berhenti pada penindakan. Perlu reformasi sistemik, termasuk:

  • Peningkatan pengawasan internal: dengan penggunaan teknologi seperti CCTV dan pengawasan elektronik.
  • Rotasi petugas secara berkala untuk memutus relasi personal jangka panjang antara petugas dan napi.
  • Audit harta kekayaan petugas secara berkala untuk mendeteksi potensi penyalahgunaan wewenang.
  • Peningkatan kesejahteraan petugas, untuk menekan godaan suap dari jaringan narkoba.

Jika tidak ditangani serius, peredaran narkoba di lapas akan terus menjadi ladang subur yang mempermalukan wajah penegakan hukum di negeri ini.(*)

Rilis: Redaksi

Editor: When

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *