UpdateiNews | Pekanbaru, (08/06/25) – Saat warga berharap wilayah rawan narkoba seperti Jalan Pangeran Hidayat dibersihkan dari jaringan peredaran narkoba, yang terjadi justru kebalikannya: operasi pemberantasan justru bocor sebelum sempat dimulai.
Tim investigasi dari media menemukan adanya indikasi kuat bahwa informasi sensitif terkait operasi Tim RAGA telah lebih dulu menyebar ke tangan para pelaku. Sabtu siang, lokasi target yang biasanya ramai oleh aktivitas gelap mendadak sepi. Para pengedar dan pelindungnya lenyap seperti hantu sebelum Tim bergerak.
Lebih parahnya, kebocoran ini diduga melibatkan oknum aparat sendiri. Ya, seragamnya resmi, tapi etikanya ilegal. Di tengah harapan rakyat yang mulai tumbuh, ternyata masih ada ‘pengawal bayangan’ yang menjaga bisnis haram ini tetap hidup.
“Kami mencium aroma busuk dari dalam, bukan dari luar. Kalau operasi sebesar ini bisa bocor, ini bukan sekadar kesalahan teknis. Ini sabotase,” ujar salah satu narasumber dari kalangan penggiat anti-narkoba yang aktif memantau wilayah Pangeran Hidayat..
Kapolda Riau Diminta Turun Langsung, Ini Bukan Lagi Masalah Taktik Ini Soal Moral
Warga mulai lelah dengan pola klasik: operasi diumumkan, wilayah disisir, tapi hasil nihil. Padahal, publik tahu persis siapa yang main dan di mana mereka biasa bersembunyi.
Tapi setiap operasi besar selalu diiringi “kebetulan” yang terlalu sering:
- Target kabur tepat waktu
- Lokasi steril sebelum tim datang
- Jejak barang bukti raib dalam hitungan jam
Semua ini terjadi berulang di zona merah seperti Kampung Dalam, Pangeran Hidayat, dan pesisir Siak, tempat yang secara terbuka dikenal sebagai jalur peredaran narkoba.
Masyarakat menuntut Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan turun langsung menyapu internal. Jangan hanya mengirim pasukan ke luar, tapi biarkan juga sapu besar masuk ke dalam institusi sendiri. Siapa yang bermain api di balik seragam, harus diseret ke cahaya.
“Musuh paling berbahaya bukan mereka yang di luar hukum. Tapi mereka yang menyamar sebagai penegak hukum sambil menjaga bisnis kejahatan tetap hidup,” sindir tokoh masyarakat Pekanbaru, Zulfan Nur.
Pekanbaru hari ini bukan kekurangan pasukan, tapi kekurangan integritas. Kalau aparat masih bisa dibeli oleh bandar, lalu bagaimana kita berharap anak-anak selamat dari narkoba?
Sudah cukup rakyat dibohongi. Jika tidak ada bersih-bersih internal, maka peredaran narkoba akan tetap bernafas karena disuplai oleh paru-paru dari dalam.(*)
Rilis: Redaksi
Editor: When