UpdateiNews | Pekanbaru,(25/07/25) – Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai langkah yang sangat efektif dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau. Dalam beberapa hari terakhir, OMC digelar intensif menyusul meningkatnya titik api dan memburuknya kualitas udara di sejumlah wilayah.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan bahwa operasi ini menjadi solusi cepat untuk memadamkan api di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Khususnya di lahan gambut, OMC disebut krusial karena karakter tanah yang menyimpan bara api di bawah permukaan.
“OMC ketika untuk memadamkan karhutla, sangat efektif karena area kebakaran yang luas dengan mendatangkan hujan akan cepat padam. Apalagi lahan gambut harus dibasahi terus,” ujar Suharyanto dalam kunjungan lapangannya di Pekanbaru, Selasa (22/7).
Sejak awal pekan ini, OMC difokuskan di wilayah dengan kategori siaga darurat karhutla, termasuk Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, dan Pelalawan, yang tercatat mengalami lonjakan hotspot secara signifikan. Data dari BMKG menyebutkan, tingkat kelembaban udara yang rendah serta suhu tinggi mendorong potensi penyebaran api secara cepat.
Operasi Gabungan dan Strategi Langit
OMC dilakukan melalui penyemaian awan menggunakan pesawat TNI AU, bekerja sama dengan BMKG, BRIN, dan KLHK. Selain menjatuhkan hujan buatan, operasi ini bertujuan meningkatkan kelembaban udara dan memperkuat cadangan air tanah.
Selain OMC, BNPB juga mengerahkan helikopter water bombing, serta mendukung kerja tim darat dari unsur TNI, Polri, Manggala Agni, dan relawan daerah.
“Tanpa hujan, api di gambut bisa hidup kembali meskipun sudah disiram. Karena itu, OMC ini kita lanjutkan hingga kondisi benar-benar terkendali,” tambah Suharyanto.
Langkah Antisipatif Hadapi El Nino
BMKG telah memprediksi bahwa sebagian wilayah Sumatra, termasuk Riau, akan mengalami musim kemarau dengan dampak El Nino lemah hingga September 2025. Meski demikian, potensi karhutla tetap tinggi karena cuaca kering berkepanjangan dan minimnya hujan alami.
BNPB bersama Pemprov Riau menetapkan status Siaga Darurat Karhutla hingga September dan terus memantau perkembangan dengan sistem peringatan dini berbasis satelit.
Harapan untuk Koordinasi Lebih Solid, pemerintah pusat berharap peran aktif pemerintah kabupaten/kota diperkuat, terutama dalam hal pengawasan lahan gambut dan penindakan terhadap pembakar hutan. Suharyanto menegaskan, pendekatan teknologi seperti OMC tidak akan maksimal tanpa dukungan penegakan hukum dan perubahan perilaku masyarakat.(*)
Rilis: Redaksi
Editor: Wheny