UpdateiNews | Jakarta,(12/07/25) – Kematian seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri RI, Arya Daru Pangayunan (39), yang ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, menyisakan misteri besar. Wajah korban ditemukan dalam keadaan terbungkus lakban hitam, menimbulkan kecurigaan akan dugaan pembunuhan. Namun, sejumlah temuan terbaru dari hasil investigasi polisi dan rekaman CCTV justru membuka ruang interpretasi lain: kemungkinan bunuh diri atau upaya yang mengarah ke tindak kriminal yang belum terungkap sepenuhnya.
Senin, 7 Juli 2025
Pukul 23.24 WIB: Rekaman CCTV menunjukkan ADP keluar dari kamar indekosnya sambil membawa kantong kresek hitam di tangan kiri. Ia tampak sendirian dan tidak menunjukkan gelagat mencurigakan. Belum diketahui isi kantong tersebut.
Beberapa jam sebelumnya: Rekaman CCTV juga menangkap dua pria mencurigakan yang mondar-mandir di depan kamar ADP. Keduanya tampak memperhatikan gerak-gerik sekitar dan diduga sedang memantau aktivitas korban.
Selasa, 8 Juli 2025
Pukul 09.00 WIB: Penjaga indekos merasa curiga karena ADP tidak keluar kamar seperti biasanya dan tidak merespons panggilan. Ia kemudian melapor ke pemilik indekos.
Pukul 10.15 WIB: Saat pintu kamar dibuka paksa, jasad ADP ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Wajahnya dililit lakban, dengan tangan dan tubuh dalam posisi normal, tidak terikat. Tidak ditemukan tanda kekerasan fisik lain pada tubuh korban.
Polisi tiba di lokasi dan melakukan olah TKP. Barang-barang pribadi korban masih utuh. Tidak ada tanda perlawanan atau kerusakan pada kamar.
Rabu, 9 Juli 2025
Kemenlu RI merespons resmi kematian salah satu diplomatnya. Dalam pernyataannya, Kemlu menyatakan duka mendalam dan menyerahkan sepenuhnya kepada proses penyelidikan pihak kepolisian.
Pemeriksaan awal forensik: Tidak ditemukan luka luar atau bekas kekerasan di tubuh korban. Hanya terdapat bekas lilitan lakban pada wajah dan sebagian leher. Hasil sementara menyebutkan tidak ada indikasi keracunan.
Kamis, 10 Juli 2025
Kompas.com memperoleh rekaman CCTV yang mengungkap aktivitas terakhir korban. Kuat dugaan korban masih hidup setidaknya hingga pukul 23.24 WIB, beberapa jam sebelum ditemukan tewas.
1. Sidik Jari di Lakban
Polisi menyatakan bahwa sidik jari yang ditemukan pada lakban adalah milik korban sendiri, menimbulkan dugaan bahwa korban mungkin menempelkan lakban tersebut sendiri.
2. Riwayat Psikologis dan Kasus Hukum
ADP diketahui sempat menjadi saksi dalam sebuah kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang melibatkan jaringan internasional. Namun, belum ada bukti kuat yang mengaitkan kasus ini dengan kematiannya.
3. Riwayat Digital
Ponsel korban menunjukkan bahwa ADP aktif mengakses beberapa aplikasi dan situs informasi diplomatik hingga Senin malam. Tidak ditemukan pesan ancaman, namun beberapa komunikasi terakhir belum diungkap ke publik.
Bunuh Diri?
Temuan sidik jari pada lakban dan tidak adanya luka kekerasan membuka kemungkinan bahwa korban mungkin melakukan aksi tersebut sendiri. Namun, mekanisme dan motivasi belum terjelaskan secara masuk akal, mengingat metode yang digunakan sangat tidak umum dalam kasus bunuh diri.
Pembunuhan Terselubung?
Rekaman dua pria mencurigakan dan latar belakang korban sebagai saksi dalam kasus TPPO mengarah pada potensi keterlibatan pihak lain. Belum ada saksi atau bukti tambahan yang bisa menguatkan dugaan ini.
Polres Metro Jakarta Pusat: “Kami masih mendalami semua kemungkinan. Kami tidak buru-buru menyimpulkan. Rekaman CCTV, hasil otopsi, dan keterangan saksi akan kami padukan untuk mengungkap motif dan penyebab pasti kematian korban.”
Kemlu RI: “Kami mempercayakan proses penyelidikan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. Kami mendukung investigasi secara transparan dan menyeluruh.”
Hingga saat ini, kematian ADP masih menjadi misteri terbuka. Polisi belum menetapkan apakah ini murni kasus bunuh diri, pembunuhan, atau kematian yang melibatkan tekanan psikologis akibat peristiwa masa lalu. Yang jelas, publik berharap kasus ini ditangani secara transparan dan adil, mengingat posisi korban sebagai abdi negara di institusi strategis.(*)
Sumber: Jurnalis Kompas
Editor: Wheny
UPDATEINEWS | SIAK, (18/08/25) – Dugaan aroma busuk kembali menyeruak dari proyek pemerintah di Kabupaten…
UPDATEINEWS | PEKANBARU,(18/08/25) - Seusai upacara penurunan bendera HUT ke-80 RI, Minggu (17/8/2025), ribuan pasukan…
UPDATEINEWS | TERNATE,(18/08/25) -Aroma busuk korupsi kembali menyeruak dari tubuh birokrasi Maluku Utara. Kali ini,…
UPDATEINEWS | PEKANBARU,(18/08/25) - Rapat Paripurna DPRD Kota Pekanbaru yang seharusnya menjadi forum terhormat dalam…
UPDATEINEWS | MERANTI,(17/08/25) - Bertempat di Lembaga Kelas II-B Selatpanjang Kec. Tebing Tinggi Kab. Kep.…
UPDATEINEWS | PEKANBARU,((17/08/25) - Pekanbaru, UpdateiNews – Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau…
This website uses cookies.