KIPAN Pekanbaru Ultimatum: Tutup Sarang Narkoba, Bongkar Pembiaran Aparat!

UPDATEINEWS|PEKANBARU,(30/09/25)  – Menjelang Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025,Kader inti pemuda anti narkoba (KIPAN) Kota Pekanbaru mengeluarkan pernyataan sikap keras yang mengguncang. Mereka mendesak Forkopimda Kota Pekanbaru dan aparat penegak hukum untuk segera mengambil langkah nyata, menutup dan merazia seluruh tempat hiburan malam (THM) yang diduga kuat menjadi sarang peredaran narkoba.

Ketua Umum KIPAN Kota Pekanbaru, Khoirul Basar, menyatakan kondisi Pekanbaru sudah memasuki fase darurat narkoba. Ironisnya, meski kasus demi kasus mencuat, aktivitas THM tetap saja beroperasi tanpa hambatan. Publik pun semakin yakin, ada dugaan pembiaran sistematis yang membuat bandar dan mafia narkoba leluasa bernafas.

“Pekanbaru bukanlah tempat operasi para bandar dan mafia narkoba. Jika aparat serius, seharusnya tidak ada lagi ruang bagi tempat hiburan malam yang sudah jelas-jelas jadi sarang narkoba. Tapi faktanya, mereka tetap buka, tetap ramai, tetap merusak generasi. Kalau aparat diam, ini namanya pembiaran,” tegas Khoirul.

KIPAN menyoroti praktik razia yang selama ini lebih mirip seremonial tahunan ketimbang operasi serius. Razia gencar dilakukan ketika isu ramai, namun hilang begitu saja setelah sorotan publik mereda. Bahkan, muncul kecurigaan adanya “main mata” antara oknum aparat dengan pengusaha hiburan malam, sehingga razia hanya sebatas formalitas.

“Kalau razia cuma jadi tontonan, anak-anak muda yang jadi korban. Kami mendesak dibentuk satuan khusus yang bergerak konsisten dan berani menindak siapa pun yang terlibat termasuk kalau ada aparat sendiri yang ikut bermain,” ujarnya.

Selain menyorot aparat, KIPAN juga mengkritik DPRD Kota Pekanbaru yang dinilai masih lemah dalam menghadirkan aturan hukum tegas. Khoirul menegaskan, DPRD tidak boleh abai terhadap bahaya narkoba dan kerusakan moral yang mengintai generasi muda.

“Kami ingin DPRD berdiri di garis depan. Jangan sibuk dengan politik citra, tapi lupa tugas menyelamatkan masyarakat. DPRD harus berani membenahi regulasi dan mendukung lahirnya perda yang melindungi moralitas, termasuk soal penolakan LGBT. Kalau DPRD sendiri gamang, narkoba dan perilaku menyimpang akan semakin merajalela,” sindirnya.

KIPAN memastikan pihaknya tidak akan tinggal diam. Jika tuntutan ini diabaikan, KIPAN siap menggalang kekuatan pemuda dan masyarakat untuk turun ke jalan.

“Sudah terlalu sering kita mendengar jargon ‘perang terhadap narkoba’. Tapi di lapangan, bandar tetap tersenyum, THM tetap buka, aparat tetap diam. Kalau ini bukan pembiaran, lalu apa?” tutup Khoirul dengan nada lantang.

KIPAN menegaskan, pernyataan ini bukan sekadar seruan emosional, tetapi bentuk peringatan serius bahwa Sumpah Pemuda harus dimaknai dengan keberanian menegakkan keadilan, bukan sekadar upacara tahunan. Jika aparat dan DPRD gagal menjalankan amanah, maka generasi muda Pekanbaru akan terus jadi korban dari kejahatan narkoba dan kerusakan moral yang dibiarkan tumbuh subur. (*)

Rilis: Tim Kipan
Editor: Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *