UPDATEINEWS|DUMAI,(3/10/25) – Kobaran api yang melalap Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai, Riau, pada Rabu malam (1/10/2025) bukan sekadar peristiwa teknis. Ledakan yang terdengar hingga pemukiman warga, kepanikan massal, hingga asap hitam pekat yang menggantung di udara, menyisakan lebih banyak tanda tanya ketimbang jawaban.
Pertamina buru-buru menyatakan api terkendali dalam waktu tiga jam dan menegaskan pasokan BBM aman. Narasi “zero korban jiwa” dan “operasional tetap stabil” menjadi kata kunci yang dipilih manajemen. Namun, publik justru melihat sisi lain: mengapa kebakaran kembali berulang di kilang yang sama?
Fakta berbicara, insiden ini terjadi di unit H2-12 yang sedang dalam tahap perbaikan. Logikanya, saat maintenance risiko kebakaran justru lebih kecil. Tetapi yang terjadi sebaliknya: ledakan besar, evakuasi warga, dan trauma sosial yang nyata. Ada apa dengan standar keamanan Pertamina?
Ini bukan kasus tunggal. Sejak 2021, serangkaian kebakaran di kilang milik Pertamina terus berulang: Balongan, Cilacap, Plaju, hingga Dumai. Polanya nyaris sama ledakan, kobaran api, janji evaluasi, lalu hilang ditelan waktu.
Kali ini, konteksnya lebih sensitif. Di tubuh Pertamina sendiri, konflik internal antara faksi lama dan faksi baru semakin mengeras. Di lingkaran BUMN, Menteri juga sedang diterpa tekanan soal restrukturisasi dan tata kelola energi. Dan jangan lupa, mafia impor minyak yang selalu diuntungkan setiap kali kilang domestik terganggu.
Apakah kebakaran Dumai hanya kecelakaan teknis biasa? Atau bagian dari pusaran konflik bisnis dan politik di tubuh Pertamina dan BUMN? Pertanyaan ini bukan tuduhan, tetapi wajar untuk diajukan mengingat dampak strategis kilang Dumai terhadap pasokan energi nasional dan keuntungan segelintir kelompok ketika produksi terganggu.
Karena itu, publik mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk turun tangan. Bukan hanya investigasi internal Pertamina, melainkan audit forensik menyeluruh: dari SOP maintenance, kontraktor pelaksana, rekam jejak asuransi, hingga siapa yang benar-benar diuntungkan dari kebakaran ini.
Negara tidak boleh berdiam diri. Aset vital bangsa tidak bisa dibiarkan terus terbakar tanpa kejelasan. Api di Dumai harus dipadamkan bukan hanya di kilang, tetapi juga di balik ruang-ruang gelap yang selama ini bermain dengan bara kepentingan.
“Pertamina terbakar, rakyat bertanya: siapa yang bermain dengan api?” (*)
Investasi Rp1,7 Triliun Masuk Siak, Bupati Afni Zulkifli Saksikan MoU di Kawasan Industri Tanjung Buton…
Mobil Operasional BGN Tersandung “Plat Non-BM”: Arahan Gubernur dan Kapolda Dipertanyakan UPDATEINEWS|PEKANBARU,(2/12/25) – Instruksi tegas…
UPDATEINEWS|SIAK,(2/10/25) – Sudah berbulan-bulan sejak kasus proyek bronjong di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, mencuat…
UPDATEINEWS|SELATPANJANG,(2/10/25) – Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar, turun langsung meninjau lokasi kebakaran yang…
UPDATEINEWS|PEKANBARU,(2/10/25) – Kabar baik bagi pekerja non formal di desa, khususnya guru Madrasah Diniyah Awaliyah…
UPDATEINEWS|MERANTI,(2/10/25) - Polres Kepulauan Meranti menggelar kegiatan Supervisi Penyusunan Kajian Kebijakan Penyelenggaraan Personil Polri di…
This website uses cookies.