UpdateiNews | Pekanbaru, (22/04/25) – Tembok Mapolsek Bukit Raya yang seharusnya menjadi simbol rasa aman, justru berubah jadi saksi bisu pengeroyokan brutal yang diduga dilakukan oleh sekelompok debt collector. Ironisnya, insiden berdarah itu terjadi bukan di jalanan, bukan di lorong sempit permukiman, tapi di halaman kantor polisi.
Akibat kejadian ini, Kepolisian Daerah (Polda) Riau bergerak cepat. Tanpa ragu, Kapolsek Bukit Raya langsung dicopot dari jabatannya.
Langkah ini menjadi sinyal kuat: tak ada ruang toleransi bagi kelalaian, apalagi pembiaran atas kekacauan yang merusak wajah penegakan hukum.
“Mutasi ini bukan formalitas. Ini bentuk ketegasan. Ini peringatan,” tegas Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, dalam pernyataan resminya yang disampaikan pada Senin (21/4/2025).
“Jabatan itu amanah. Dan siapa pun yang gagal menjaga amanah itu, akan kami singkirkan,” lanjutnya.
PREMANISME DI BALIK SERAGAM?
Peristiwa yang terjadi di halaman Mapolsek Bukit Raya ini bukan hanya mencoreng institusi, tapi mengguncang kepercayaan masyarakat. Sejumlah pelaku yang disebut-sebut bagian dari kelompok ‘Fighter’ terlibat dalam aksi pengeroyokan yang terekam dan tersebar luas.
Empat di antaranya sudah dibekuk. Tujuh lainnya masih diburu.
Di tengah maraknya kasus debt collector liar yang bertindak semena-mena, masyarakat kini mempertanyakan: bagaimana mungkin aksi brutal seperti ini bisa terjadi di bawah hidung aparat?
“TIDAK ADA AMPUN UNTUK PREMAN BERSERAGAM!”
Kapolda Herry mengirim pesan keras ke seluruh jajaran: evaluasi besar-besaran dimulai. “Premanisme, apakah itu bertopeng debt collector atau menyusup dalam struktur, akan kami bersihkan,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa aparat yang lalai, apatis, atau bahkan bermain mata dengan pelanggar hukum, akan dirotasi, dicopot, bahkan diproses.
“Kepercayaan publik adalah nyawa kami. Jika itu dikhianati, maka tak ada tempat lagi di jajaran kami,” tandasnya.
KEPERCAYAAN PUBLIK TERLUKA
Kasus ini menjadi titik balik. Masyarakat sudah muak dengan premanisme yang menjalar hingga ke ruang-ruang hukum. Ketika tempat yang seharusnya menjadi pelindung berubah menjadi arena kekerasan, maka yang rusak bukan hanya tubuh korban—tetapi juga harapan rakyat.
Polda Riau kini ditantang untuk menjawab: sanggupkah mereka menegakkan hukum tanpa pandang bulu, bahkan terhadap orang dalam sendiri?. (*)
Rilis: Redaksi
Editor: When
UPDATEINEWS | PEKANBARU,(18/08/25) - Rapat Paripurna DPRD Kota Pekanbaru yang seharusnya menjadi forum terhormat dalam…
UPDATEINEWS | MERANTI,(17/08/25) - Bertempat di Lembaga Kelas II-B Selatpanjang Kec. Tebing Tinggi Kab. Kep.…
UPDATEINEWS | PEKANBARU,((17/08/25) - Pekanbaru, UpdateiNews – Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau…
UPDATEINEWS | PEKANBARU,(17/08/25) - Pekanbaru, UpdateiNews – Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau…
UPDATEINEWS | BANDUNG,(17/08/25) - Perjuangan panjang itu akhirnya berbuah manis. Johar Firdaus, tokoh yang dikenal…
UPDATEINEWS | BENGKALIS,(17/08/25) - Setelah tujuh tahun menghilang bak ditelan bumi, mantan Anggota DPRD Bengkalis…
This website uses cookies.