Jalan Amblas di Pelalawan: Bencana atau Kesalahan Manusia?

UpdateiNews | Pelalawan – kembali dilanda bencana infrastruktur dengan amblasnya jalan PT IIS di Desa Pesaguan, Kecamatan Pangkalan Lesung, setelah hujan deras sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi (23/3/2025). Kejadian ini menambah daftar panjang permasalahan jalan di wilayah tersebut, yang sering terdampak oleh banjir dan kerusakan akibat faktor alam serta pembangunan yang tidak memperhitungkan aspek lingkungan.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa bukan hanya jalan PT IIS yang terdampak, tetapi juga beberapa ruas jalan di Pelalawan mengalami kondisi serupa. Salah satu titik krisis adalah Jalan Lintas Timur (Jalintim) di Kecamatan Pangkalan Kuras, yang terendam banjir dengan ketinggian mencapai 50 cm. Polres Pelalawan bahkan harus memberlakukan sistem buka-tutup jalan di beberapa titik untuk mengurangi kemacetan akibat genangan air.

Lebih jauh, investigasi terhadap penyebab utama bencana ini menyoroti faktor buatan manusia. Kasus serupa di Kecamatan Langgam menunjukkan bahwa banjir yang berkepanjangan bukan hanya akibat curah hujan tinggi, tetapi juga dipicu oleh tanggul buatan perusahaan RAPP yang memperlambat aliran air. Masyarakat setempat mengeluhkan bahwa tanggul ini membuat air sulit surut, menyebabkan akses jalan terputus dan warga terisolasi.

Tanggung Jawab Siapa?

Bencana ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah amblasnya jalan PT IIS murni akibat cuaca ekstrem, atau ada faktor kelalaian dalam perencanaan dan pemeliharaan infrastruktur? Pemerintah daerah, perusahaan yang mengelola jalan, serta pihak terkait harus bertanggung jawab dalam mencari solusi jangka panjang. Salah satu usulan warga adalah membangun lebih banyak saluran air atau box culvert untuk mempercepat aliran air dan mencegah genangan yang berujung pada amblasnya jalan.

Tanpa tindakan nyata, kejadian serupa akan terus berulang, merugikan warga dan pekerja yang bergantung pada akses transportasi ini. Apakah pemerintah dan perusahaan terkait akan belajar dari kejadian ini? Atau, kita hanya akan menyaksikan siklus bencana yang sama di tahun-tahun mendatang?. (*)

Editor: bob_riau