Gawatt !!! SDN 226 Halsel Dipalang Warga, Kepsek Diduga Lalai, Honorer Tak Digaji 12 Bulan

UPDATEINEWS | HALSEL,(2/09/25) – Dunia pendidikan di Kabupaten Halmahera Selatan kembali tercoreng. Senin (1/9/2025), pintu SD Negeri 226 di Dusun Marimoi, Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat, resmi dipalang warga. Aksi ini bukan sekadar protes, melainkan bentuk perlawanan masyarakat terhadap bobroknya kepemimpinan Kepala Sekolah, Hamid Abdurahman.

Warga menilai Hamid telah gagal total menjalankan tanggung jawabnya. Alih-alih menjadi motor penggerak pendidikan, ia justru disebut jarang hadir di sekolah, bersikap acuh terhadap kepentingan murid dan guru, bahkan tega menahan gaji honorer selama 12 bulan penuh.

“Ini bukan lagi sekadar kelalaian, tapi sudah mencederai martabat pendidikan. Guru-guru melapor, tapi tak pernah ditindak. Terpaksa kami palang sekolah ini!” tegas Kadri, warga Saketa dengan nada geram.

Dinas Pendidikan Diduga Tutup Mata

Kemarahan warga tak hanya tertuju pada Hamid. Dinas Pendidikan Halsel juga disorot keras karena dianggap membiarkan persoalan ini berlarut-larut. Hampir tidak ada monitoring ke sekolah pelosok seperti SDN 226.

“Kalau Dinas benar-benar bekerja, kondisi ini tidak akan separah ini. Kami minta Bupati turun tangan, evaluasi Kadis Pendidikan, bayar hak guru honorer, dan copot Kepsek yang tidak becus ini!” desak Kadri.

Kepsek Kehilangan Legitimasi

Guru-guru menilai Hamid sudah tak pantas lagi menyandang status Kepala Sekolah. Pasalnya, peran utama Kepsek bukan hanya mengelola Dana BOS, tetapi juga menjadi teladan, motivator, sekaligus pengayom guru.

Untuk mengajar di kelas saja dia absen bertahun-tahun, apalagi memimpin sekolah. Jelas dia kehilangan legitimasi sebagai pemimpin pendidikan,” ungkap seorang guru yang meminta identitasnya disamarkan.

Kasus di SDN 226 Halsel ini membuka mata publik tentang rapuhnya pengawasan pendidikan di daerah. Jika gaji guru honorer bisa dibiarkan macet setahun penuh tanpa solusi, bagaimana mungkin mutu pendidikan bisa meningkat?

Warga kini menunggu langkah tegas Bupati Halsel. Apakah memilih melindungi birokrat yang lalai, atau berdiri bersama guru dan masyarakat demi menyelamatkan masa depan anak-anak di pelosok?. (*)

Sumber: Taslim | Redaksi Malut
Editor: Wheny

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *