UPDATEINEWS|PEKANBARU,(16/09/25) – Dunia tinju amatir Indonesia kini resmi memasuki babak baru. Jika selama puluhan tahun hanya ada Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia) sebagai satu-satunya induk organisasi, kini lahir “rival resmi” bernama Perbati (Pengurus Besar Tinju Indonesia). Kehadirannya bahkan mendapat restu penuh dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Kemenpora, hingga federasi dunia World Boxing.
Bagi sebagian kalangan, ini bukan sekadar lahirnya organisasi baru. Tetapi sinyal keras bahwa era dominasi tunggal Pertina sudah diguncang.
Jumat (12/9) lalu, Pengprov Pertina Riau menggelar rapat pleno konsolidasi. Isinya jelas: memastikan tidak ada satu pun pengurus yang “loncat pagar” ke Perbati.
Ketua Umum Pertina Riau, Doan Samuel Nababan, menegaskan seluruh pengurus provinsi maupun kabupaten/kota masih solid bersama Pertina.
“Kita tetap komit di Pertina. Tidak ada alasan untuk berpindah,” ujarnya dalam forum pleno yang berlangsung tegang namun penuh penegasan.
Langkah ini jelas bukan tanpa alasan. Konsolidasi dilakukan menyusul derasnya isu bahwa beberapa daerah mulai melirik Perbati yang sudah diakui sebagai federasi resmi oleh Asian Boxing dan IOC.
Resmi berdiri pada 3 Mei 2025, Perbati seolah lahir dengan karpet merah.
Bendahara Umum: Paul Cahyadi
Dengan dukungan KOI, Kemenpora, hingga Asian Boxing, Perbati langsung menyandang status sebagai satu-satunya jalur resmi bagi atlet Indonesia menuju SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
Bahkan Presiden Asian Boxing, Pichai Chunhavajira, sampai harus mengeluarkan surat klarifikasi khusus, menegaskan bahwa organisasi tinju Indonesia yang sah di bawah World Boxing adalah Perbati pimpinan Ray Zulham.
Pertanyaannya: apakah atlet-atlet muda di daerah akan tetap setia bernaung di bawah Pertina yang “tua dan bersejarah”, atau pindah ke Perbati yang punya jalur resmi ke Olimpiade?
Inilah titik rawan. Jika dualisme tidak segera diselesaikan, ada potensi kebingungan di tingkat sasana, pelatih, hingga atlet muda. Bisa saja satu atlet dibina Pertina, tapi ketika ingin berlaga di SEA Games, ia harus lewat Perbati.
Konsolidasi Pertina Riau hanyalah satu contoh. Daerah lain bisa jadi mengikuti jejak berbeda ada yang tetap setia, ada pula yang pelan-pelan “membelot” demi tiket ke pentas internasional.
“Kalau ini tidak segera diatur, pembinaan tinju kita bisa pecah dua jalur. Atlet yang jadi korban, bukan pengurusnya,” ujar seorang pelatih senior yang enggan disebut namanya.
Bagi sebagian pengamat, kehadiran Perbati adalah kesempatan emas. Dengan dukungan penuh KOI dan IOC, Indonesia bisa kembali bangkit di cabang tinju Olimpiade. Namun bagi Pertina, ini terasa seperti “perampasan legitimasi” setelah puluhan tahun berdiri.
Duel ini jelas belum akan reda dalam waktu dekat. Yang pasti, publik menunggu: apakah Pertina dan Perbati bisa berdamai, atau justru saling menegasikan sampai tinju amatir Indonesia kehilangan arah?
🔥 Satu hal pasti: kini ring tinju Indonesia bukan hanya di atas ring, tapi juga di meja organisasi. Dan siapa yang keluar sebagai pemenang, akan menentukan masa depan atlet-atlet muda yang bermimpi mengibarkan Merah Putih di Olimpiade.(*)
UPDATEINEWS|SELATPANJANG,(2/10/25) – Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar, turun langsung meninjau lokasi kebakaran yang…
UPDATEINEWS|PEKANBARU,(2/10/25) – Kabar baik bagi pekerja non formal di desa, khususnya guru Madrasah Diniyah Awaliyah…
UPDATEINEWS|MERANTI,(2/10/25) - Polres Kepulauan Meranti menggelar kegiatan Supervisi Penyusunan Kajian Kebijakan Penyelenggaraan Personil Polri di…
UPDATEINEWS|MERANTI,(2/10/25) - Polres Kepulauan Meranti melalui Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) memasang plang peringatan larangan membakar…
Oleh: Redaksi UPDATEINEWS|PEKANBARU,(1/10/25) - Sekretaris Daerah Riau, Syahrial Abdi, menyampaikan Nota Pengantar Perubahan APBD 2025…
UPDATEINEWS|JAKARTA,(30/08/25) - Jaksa Agung ST Burhanuddin akhirnya menuntaskan kekosongan jabatan Jaksa Agung Muda Pembinaan (JAMBin)…
This website uses cookies.