UpdateiNews | Pekanbaru, 1 Syawal – Idul Fitri bukan sekadar perayaan, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang mendalam. Dedi Harianto Lubis, seorang tokoh yang dikenal dengan pemikiran humanis dan sosialnya, mengajak masyarakat untuk lebih memahami esensi dari hari kemenangan ini.
Menurutnya, Idul Fitri adalah saat untuk kembali ke fitrah, menjadi pribadi yang lebih baik setelah menjalani latihan spiritual selama bulan Ramadan. “Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengasah kesabaran, empati, dan ketakwaan. Idul Fitri menjadi puncak dari perjalanan ini, di mana kita kembali dalam keadaan yang lebih suci,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya silaturahmi di momen Lebaran. “Dalam kehidupan modern yang sibuk, kita sering lupa untuk menjaga hubungan dengan keluarga dan sahabat. Idul Fitri adalah momen emas untuk kembali mempererat tali kasih dan saling memaafkan,” tambahnya.
Selain itu, refleksi diri menjadi hal yang tidak kalah penting. Dedi berharap agar masyarakat tidak hanya menjadikan Ramadan sebagai ritual tahunan, tetapi sebagai momentum perubahan jangka panjang. “Amalan baik yang kita lakukan selama Ramadan seharusnya menjadi kebiasaan yang dipertahankan setelahnya,” katanya.
Tak kalah krusial, ia juga mengingatkan tentang keseimbangan sosial melalui zakat fitrah. “Hari kemenangan ini harus dirasakan oleh semua orang, termasuk mereka yang kurang mampu. Itulah mengapa zakat fitrah menjadi bagian integral dari Idul Fitri, sebagai wujud kepedulian sosial,” jelasnya.
Dengan makna yang begitu dalam, Dedi Harianto Lubis berharap agar Idul Fitri tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga menjadi titik awal perubahan positif bagi setiap individu dan masyarakat secara keseluruhan.
“Mari kita rayakan Idul Fitri dengan hati yang bersih, penuh kasih, dan semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” pungkasnya.(*)
Editor:When
