UpdateiNews | Pekanbaru,(20/07/25)- Di balik gemerlap nama besar Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), ada derap langkah para laskar yang kini merasa disisihkan. Dalam tubuh LAMR memang banyak tokoh cendekia dan pemikir ternama, namun tak satu pun tampak menoleh pada para panglima adat yang dulu menjadi garda terdepan mengangkat martabat lembaga ini dari tanah, peluh, dan keringat.
Kini kami, Laskar dan Organisasi Kemelayuan se-Riau, menyatakan kekecewaan yang sangat dalam. Perjuangan panjang dan konsistensi para pejuang Melayu di akar rumput seolah dianggap angin lalu.
Ibarat nasi sudah menjadi bubur, lalu dihidang tanpa mengundang tukang masaknya, banyak yang kini duduk nyaman menikmati nama besar LAMR, tapi lupa siapa yang menabur benihnya.
Panglima Putih Kembali ke Medan Juang
Sebagai penanda bahwa arus bawah mulai bergolak, Panglima Putih kini kembali mengemban amanah sebagai Panglima Wilayah GAM NR Provinsi Riau. Sosok ini bukanlah nama baru dalam sejarah gerakan adat Melayu.
Seperti naga yang bangkit dari peraduannya, dan harimau yang kembali ke rimba, Panglima Putih bersama barisan pejuang adat siap menyuarakan jeritan dari tanah, bukan dari menara gading.
“Kami bersuara bukan karena benci, tapi karena cinta. LAMR harus kita selamatkan dari dalam, agar tak kehilangan jati dan marwahnya,” ujar Panglima Putih dalam pernyataan sikapnya.
Minta Evaluasi Anggaran Hibah untuk LAMR
Kami meminta Gubernur Riau untuk segera mengevaluasi penyaluran Anggaran Hibah APBD Provinsi Riau kepada LAMR.
Anggaran itu, yang semestinya menjadi darah segar perjuangan adat, justru mengalir ke ruang-ruang yang tak kami masuki. Kami, para penjaga nilai, penjunjung budaya, dan pemikul marwah Melayu, tak pernah mencicipinya.
“Jangan biarkan lembaga adat menjadi rumah yang megah namun kosong. Jangan biarkan laskar Melayu menjadi tamu di rumah sendiri,” tegas salah satu Panglima Laskar.
Kami Tak Anti, Kami Peduli
Sekali lagi kami tegaskan: Kami tidak memusuhi LAMR, tapi kecewa pada pengurusnya. Kami ingin LAMR kembali merakyat, kembali menyatu dengan denyut kampung, kembali menengok ladang-ladang perjuangan yang dulu membuatnya tumbuh.
“LAMR harus kembali ke pangkuan Melayu sejati yang membina, menyapa, dan menghargai. Bukan menjauh dari asal, apalagi menutup pintu bagi para penjaga warisan,” tutup pernyataan ini.(*)
Rilis: Redaksi
Editor: Wheny
UPDATEINEWS | SIAK, (18/08/25) – Dugaan aroma busuk kembali menyeruak dari proyek pemerintah di Kabupaten…
UPDATEINEWS | PEKANBARU,(18/08/25) - Seusai upacara penurunan bendera HUT ke-80 RI, Minggu (17/8/2025), ribuan pasukan…
UPDATEINEWS | TERNATE,(18/08/25) -Aroma busuk korupsi kembali menyeruak dari tubuh birokrasi Maluku Utara. Kali ini,…
UPDATEINEWS | PEKANBARU,(18/08/25) - Rapat Paripurna DPRD Kota Pekanbaru yang seharusnya menjadi forum terhormat dalam…
UPDATEINEWS | MERANTI,(17/08/25) - Bertempat di Lembaga Kelas II-B Selatpanjang Kec. Tebing Tinggi Kab. Kep.…
UPDATEINEWS | PEKANBARU,((17/08/25) - Pekanbaru, UpdateiNews – Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau…
This website uses cookies.