<h5 style="text-align: center;"><em>&#8221;Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah. Jika tidak lagi menjadi pegangan, maka rusaklah negeri ini, hilang marwah dan martabatnya.&#8221;</em></h5>
<p><strong>UpdateiNews | Pekanbaru,(29/06/25) </strong> — Pekanbaru sebagai jantung Tanah Melayu, yang menjunjung tinggi nilai adat, budaya, dan syariat Islam, kembali terusik oleh keberadaan tempat hiburan malam yang dinilai bertentangan dengan ruh kota ini. Sorotan kali ini mengarah pada Angel Wings, tempat hiburan malam yang dituding melakukan serangkaian pelanggaran mulai dari izin usaha, Amdal/andalalin, jam operasional, keselamatan pengunjung, hingga indikasi kuat pelanggaran pajak minuman beralkohol.</p>
<p>Organisasi Pemuda Melayu Riau Indonesia (PMRI) angkat bicara. Ketua PMRI, Khoirul Bassar, menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap Pemerintah Kota Pekanbaru yang dinilai tidak tegas dan cenderung permisif terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh tempat hiburan tersebut.</p>
<blockquote><p><strong><em>&#8221;Pekanbaru ini bukan kota bebas! Ini negeri Melayu yang punya akar adat, budaya, dan nilai-nilai Islam. Pemerintah harus menjaga marwah negeri ini, jangan sampai dibiarkan budaya luar merusak wajah kota,&#8221; tegas Khoirul.</em></strong></p></blockquote>
<p>Menurut PMRI, Angel Wings telah merusak nilai kesantunan dan tata sosial masyarakat Melayu, karena berdiri di kawasan padat pemukiman serta beroperasi melewati batas waktu yang diatur dalam peraturan daerah. Lebih dari itu, aspek keselamatan pengunjung juga dipertanyakan karena bangunan tangga yang tidak sesuai standar, rawan kecelakaan, dan terkesan mengabaikan tanggung jawab sosial.</p>
<blockquote><p><strong><em>“Kami bukan anti hiburan, tapi anti pada pelanggaran yang terang-terangan menampar adat dan hukum. Pekanbaru ini Negeri Bertuah, bukan tanah bebas aturan,” ujarnya.</em></strong></p></blockquote>
<h3>Suara Anak Negeri: Jaga Marwah Tanah Melayu</h3>
<p>PMRI menilai bahwa pembiaran terhadap pelanggaran ini mencerminkan lemahnya penegakan aturan oleh Pemko Pekanbaru, khususnya oleh Satpol PP dan instansi teknis lain.</p>
<blockquote><p><strong><em>“Sebagai anak negeri, kami malu. Kami ingin Pekanbaru tetap menjadi kota yang beradab, kota yang patuh pada hukum dan adat. Bila ini terus dibiarkan, nama kota ini bisa tercoreng sebagai tempat yang abai terhadap nilai moral dan agama, kami atas nama PMRI akan turut serta dalam Aksi damai yang dilakukan oleh kawan Aliansi” tambah Khoirul Bassar.</em></strong></p></blockquote>
<h3>Himbauan untuk Panglima, Pemangku Adat dan LAM Riau</h3>
<p>Dalam pernyataannya, PMRI menghimbau para panglima adat, pemangku suku, hingga Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau untuk turun tangan secara tegas menyikapi persoalan ini. PMRI menyebut, bila dibiarkan, maka yang tercoreng bukan hanya wajah pemerintahan, tetapi juga wibawa adat Melayu itu sendiri.</p>
<blockquote><p><strong><em>“Kami minta LAM tidak diam. Ini saatnya kita bersatu menjaga marwah. Adat kita bukan hanya pajangan, tapi benteng untuk menjaga negeri dari rusaknya moral,” seru Khoirul dengan nada keras.</em></strong></p></blockquote>
<h3>Desakan Hearing dan Evaluasi Perizinan</h3>
<p>PMRI juga menyatakan dukungannya terhadap gerakan Aliansi Pemuda Jaga Pekanbaru Bersih, dan mendesak DPRD Kota Pekanbaru untuk menggelar hearing terhadap pihak manajemen Angel Wings. Mereka juga meminta Pemko mengevaluasi ulang seluruh perizinan tempat hiburan malam, khususnya yang beroperasi dekat pemukiman dan melanggar norma masyarakat.</p>
<blockquote><p><strong><em>“Sudah saatnya Pemko menegaskan batas. Jangan sampai orang mengira kota ini tak bertuan. Ada adat, ada syarak, dan ada hukum. Ketiganya harus ditegakkan, bukan untuk ditawar,” tegas PMRI dalam pernyataan resminya.</em></strong></p></blockquote>
<h3>Pekanbaru, Tanah Bertuah atau Kota Bebas?</h3>
<p>Pertanyaan ini menjadi sorotan besar hari ini. Bila pemerintah tidak bersikap tegas, nilai-nilai Melayu yang sakral dan menjadi identitas kota akan tergerus oleh gemerlap dunia malam yang tak terkendali. Kini, saatnya semua pihak mengembalikan Pekanbaru kepada jatidirinya sebagai negeri bertuah, bukan kota yang bebas dari aturan.</p>
<blockquote><p><strong><em>&#8221;Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah. Jika tidak lagi menjadi pegangan, maka rusaklah negeri ini, hilang marwah dan martabatnya.&#8221;</em></strong></p></blockquote>
<p>Pekanbaru negeri bertuah, tanah yang punya roh budaya. Saatnya semua elemen bergerak, jangan hanya diam dan berspekulasi. Ini tentang siapa kita sebagai Melayu. Ini tentang martabat yang harus dijaga bersama.(*)</p>
<p><em>Rilis: Redaksi</em></p>
<p><em>Editor: When</em></p>

Berita memperbarui | Meranti, 15/07/25) – Satu per satu tabir bisnis haram di Kepulauan Meranti…
Sebanyak 949 Siswa Ditetapkan sebagai Komcad Masa Depan Pertahanan Indonesia UpdateiNews | OKU TIMUR,(15/07/25) –…
UpdateiNews | Mimika, Papua Tengah (15/07/25) – Bangsa ini kembali berduka. Seorang prajurit TNI aktif,…
UpdateiNews | Pekanbaru,(14/07/25)-Langit malam Pekanbaru disemarakkan oleh dentuman gamelan, sorak penonton, dan gerakan mistis Kuda…
UpdateiNews | Meranti,(14/07/25)- Polres Kepulauan Meranti Melaksanakan Apel Gelar Pasukan Dalam rangka Operasi Patuh Lancang…
UpdateiNews | Piru, (14/07/25) — Kejaksaan Negeri (Kejari) Seram Bagian Barat (SBB) kembali menunjukkan komitmennya…
This website uses cookies.