UpdateiNews-Jakarta, 3 Juli 2025 – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap bahwa dirinya sempat mendapatkan teguran khusus dari seorang petinggi negara setelah membongkar praktik mafia beras yang merugikan negara hingga triliunan rupiah. Pernyataan ini disampaikan Amran dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI pada Selasa (2/7).
Menurut Amran, teguran itu bukan kali pertama ia terima. Ia mengaku sudah dua kali ditegur saat mencoba membongkar dan menindak perusahaan-perusahaan besar yang terlibat dalam praktik mafia pangan, termasuk saat menutup salah satu perusahaan pada periode kepemimpinannya sebelumnya.
> “Kami ditegur oleh salah satu petinggi negara karena memberantas mafia pangan,” ujar Amran. “Namun itu tak menyurutkan langkah kami. Justru ini menjadi bukti bahwa perjuangan kami menyentuh titik-titik sensitif dari kepentingan tertentu.”
Menanggapi pernyataan yang memicu spekulasi publik, Amran kemudian meluruskan bahwa teguran tersebut tidak datang dari Wapres saat ini, Gibran Rakabuming Raka, melainkan dari masa lalu. Ia menegaskan bahwa Wapres Gibran dan Presiden Prabowo Subianto memberikan dukungan penuh atas upaya Kementan dalam membersihkan rantai distribusi pangan dari mafia.
> “Pemerintah saat ini justru sangat mendukung. Bapak Presiden dan Wapres sangat mendukung upaya kami bersih-bersih pangan,” tegasnya.
Kementerian Pertanian saat ini bersinergi dengan Satgas Pangan Polri, Kejaksaan Agung, dan Badan Pangan Nasional dalam mengusut tuntas praktik mafia beras. Langkah tegas juga dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang terindikasi melakukan penimbunan, manipulasi data, serta pelanggaran distribusi beras.
Di tengah situasi pangan yang krusial, Mentan Amran menegaskan bahwa pemberantasan mafia pangan adalah langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan kedaulatan pangan nasional.(*)
Rilis : Tim Redaksi UpdateiNews
Editor : Weny Christina