Arahan Megawati : “Soliditas Partai adalah Benteng Negara”

UPDATEINEWS | BALI,(2/08/25) — Dalam momentum strategis pasca-Pemilu 2024, PDI Perjuangan (PDIP) kembali menegaskan posisinya sebagai partai ideologis yang berakar kuat dan berkomitmen pada kelangsungan negara. Bertempat di Bali, ribuan anggota legislatif Fraksi PDIP dari seluruh Indonesia mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) pada Rabu (30/7/2025). Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dalam arahan tertutupnya, menyampaikan pesan mendalam yang disampaikan ke publik oleh Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus.

“Ibu Megawati mengingatkan bahwa soliditas partai adalah syarat mutlak untuk menjaga keberlangsungan perjuangan dan eksistensi negara. Tanpa partai politik yang kuat dan solid, tidak mungkin ada pemerintahan yang stabil,” tegas Deddy, Kamis (31/7/2025).

Dalam pandangan Megawati, soliditas bukan sekadar loyalitas struktural atau politik, tetapi juga menyangkut kesetiaan terhadap nilai, ideologi, dan garis perjuangan partai.

“Tidak ada sejarah negara yang berdiri kokoh dengan fondasi partai politik yang rapuh. Karena itu, Ibu Megawati menekankan pentingnya menjaga disiplin organisasi, kohesi internal, dan kesetiaan terhadap cita-cita perjuangan rakyat,” ujar Deddy.

Arahan ini dipandang sebagai sinyal kuat bagi seluruh elemen partai agar menjaga barisan tetap utuh, terutama di tengah tantangan geopolitik, tekanan fiskal, dan dinamika politik nasional yang semakin kompleks.

Megawati, Soliditas Partai, dan Peta Jalan Kekuasaan Baru

Agenda Bimbingan Teknis (Bimtek) PDI Perjuangan di Bali bukan sekadar penguatan kapasitas legislator. Di balik forum yang berlangsung satu hari itu, tersembunyi pesan politik yang jauh lebih dalam: konsolidasi ideologi, sinyal loyalitas struktural, dan upaya membangun poros kekuasaan yang tetap relevan di tengah fase transisi politik nasional pasca-Pemilu 2024.

Arahan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, yang disampaikan tertutup kepada ribuan kader legislatif partai, menempatkan soliditas partai sebagai poros utama kekuatan politik ke depan. Pesan ini jelas bukan basa-basi rutin. Di tengah guncangan global, ancaman resesi, tekanan fiskal, hingga kemelut sosial yang kian tajam, Megawati ingin memastikan bahwa PDIP tidak hanya menjadi partai pengusung kekuasaan, tetapi juga penopang stabilitas negara.

Menjaga Barisan, Menyiapkan Masa Depan

Bukan rahasia lagi bahwa peta koalisi pasca-pemilu masih cair. Dukungan PDIP terhadap pemerintah dibungkus dengan narasi kritis: dukungan terhadap kebijakan yang berpihak pada rakyat. Sikap ini menegaskan bahwa PDIP siap menjadi mitra strategis, bukan sekadar pelengkap kekuasaan. Dalam logika Megawati, partai harus berdaulat dalam berpikir dan bertindak, bukan sekadar mengekor.

Di balik semangat itu, ada agenda jangka panjang yang lebih besar: menyiapkan regenerasi, menyaring kader loyal, dan memetakan kembali arah ideologis PDIP dalam menghadapi dekade baru. Bila soliditas tak dijaga, PDIP akan mudah tergelincir menjadi partai yang hidup dari romantisme masa lalu tanpa pijakan masa depan.

Megawati juga menekankan pentingnya keterikatan dengan rakyat. Ini adalah pengingat keras kepada kader bahwa kursi kekuasaan bukan panggung elitis. Kekuatan PDIP selama ini bersumber dari kedekatan historis dan emosional dengan basis akar rumput. Jika relasi itu terputus, maka PDIP hanya akan menjadi gerbong kekuasaan yang kosong makna.

Pesan Megawati harus dibaca sebagai alarm dini: Jangan biarkan partai kehilangan jiwanya.

Kepada Kader: Jangan Terputus dari Akar Rakyat

Dalam pesannya, Megawati juga menggarisbawahi pentingnya hubungan organik antara kader PDIP dan masyarakat. Partai bukan menara gading, melainkan bagian dari denyut kehidupan rakyat.

“Keterikatan dengan rakyat adalah sumber legitimasi politik. Jika kader terputus dari realitas lapangan, maka kita kehilangan arah. PDIP harus tetap membumi, dan mendengar suara rakyat,” kata Deddy mengutip Ketum.

Konsolidasi yang Bermakna di Tengah Transisi Politik

Bimtek ini tak hanya menjadi ajang penguatan kapasitas, melainkan juga ruang konsolidasi strategis bagi PDIP untuk menyongsong fase baru politik Indonesia. Meskipun disampaikan secara tertutup, arahan Megawati disebut mencakup evaluasi internal, strategi legislasi, hingga penguatan ideologis partai.

Kendati tak secara eksplisit disampaikan ke publik, sejumlah sumber menyebutkan bahwa arah kepemimpinan PDIP ke depan, termasuk potensi pengukuhan kembali Megawati sebagai Ketum, menjadi salah satu topik strategis yang dibahas.

🟥 Catatan Redaksi: Dengan arahan ini, Megawati tidak hanya sedang menyatukan barisan kader, tetapi sekaligus mengirim pesan ke panggung nasional bahwa PDIP belum selesai. Mereka masih menjadi kekuatan yang akan menentukan arah bangsa ke depan.(*)

Editor: Wheny 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *