UPDATEINEWS|PEKANBARU,(20/09/25) β Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mulai sering mengguyur wilayah Kota Pekanbaru dan sebagian besar Provinsi Riau dalam sepekan terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kondisi ini menandai fase peralihan (pancaroba) menuju musim hujan di wilayah Sumatra bagian tengah.
π Analisis BMKG
Menurut analisis klimatologi BMKG, wilayah Riau memang memasuki periode perubahan musim sekitar akhir September hingga awal Oktober. Peralihan ini ditandai oleh:
Peningkatan frekuensi hujan disertai petir dan angin kencang lokal.
Perubahan arah angin akibat pergeseran Intertropical Convergence Zone (ITCZ), yang membawa massa udara basah dari Samudra Hindia menuju Sumatra.
Dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Ragasa yang sedang berkembang di Laut Filipina timur. Siklon tersebut menarik suplai uap air ke wilayah Indonesia, sehingga memperkuat potensi hujan di Sumatra bagian tengah dan timur.
π Fenomena Alam yang Berperan
1. Siklon Tropis Ragasa β meski bergerak menjauhi Indonesia, sistem siklon ini memengaruhi distribusi awan hujan melalui tarikan angin regional.
2. Monsun Asia β mulai menunjukkan penguatan, menambah pasokan uap air dari utara menuju ekuator.
3. Anomali Suhu Permukaan Laut β perairan barat Sumatra masih relatif hangat, mendukung terbentuknya awan konvektif penyebab hujan.
β οΈ Potensi Dampak di Riau
BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem:
- Hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang dapat terjadi secara mendadak.
- Genangan dan banjir lokal di wilayah rendah.
- Peningkatan risiko penyakit berbasis lingkungan saat curah hujan tinggi.
π Kesimpulan
Dengan kondisi ini, Riau, termasuk Pekanbaru, belum sepenuhnya masuk musim hujan utama, namun sudah berada di fase transisi. Puncak musim hujan di wilayah ini diperkirakan berlangsung antara Oktober hingga Desember 2025.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, menjaga kesehatan, serta memperbarui informasi cuaca harian melalui kanal resmi BMKG.(*)