Tragedi Tenggelamnya Dua Anak di Kolam Lumpur Bekas Lokasi Kerja Pertamina Hulu Rokan: PMRI dan Terra Riau Community Kecam Keras Kelalaian PHR

Updateinews | Rokan Hilir, (26/04/25) – Dua anak kecil, Ferdiansyah Ramadhan (4) dan Fahri Prada Winata (2), ditemukan tewas tenggelam di kolam lumpur eks lokasi kerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Petani 55, Rantau Kopar, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, pada Senin, 22 April 2025. Kolam tersebut merupakan bekas area pengeboran migas yang dibiarkan terbuka tanpa pengamanan dan tanda peringatan yang layak.

Atas kejadian tragis ini, Pemuda Melayu Riau Indonesia (PMRI) bersama Terra Riau Community menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:

1. Mengecam keras kelalaian PT PHR yang menyebabkan hilangnya dua nyawa anak-anak akibat terbukanya akses ke area kerja berbahaya tanpa sistem pengamanan memadai.

2. Mendesak investigasi menyeluruh oleh aparat penegak hukum, melibatkan Komnas HAM, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta lembaga independen lain guna mengusut dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan kelalaian struktural oleh PT PHR.

3. Menuntut pertanggungjawaban penuh dari PT PHR dan SKK Migas secara hukum, moral, dan sosial atas tragedi ini.

4. Menuntut pencopotan Direktur Utama PT PHR sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalan sistemik dalam menjamin keselamatan kerja dan pengawasan lingkungan hidup.

Wawan Rizwanda, Founder Terra Riau Community sekaligus Ketua Harian PMRI, menegaskan bahwa peristiwa ini mencerminkan kegagalan korporasi dalam memenuhi standar operasional keselamatan minimum.

“Di mana standar keselamatan PT PHR saat dua anak bisa masuk ke area berbahaya dan tewas? Sampai kapan nyawa warga harus menjadi korban demi ambisi produksi migas?” tegas Wawan.

Sementara itu, Khoirul Basar, Ketua Umum Pemuda Melayu Riau Indonesia, menilai kejadian ini bukan sekadar kecelakaan biasa, melainkan bentuk nyata kelalaian struktural.

“Area berbahaya dibiarkan terbuka tanpa pagar, tanpa pengawasan—ini bukan keteledoran, ini bentuk kejahatan karena kelalaian,” ujarnya.

PMRI dan Terra Riau Community menegaskan komitmennya untuk terus mengawal proses hukum serta menekan negara agar tidak tunduk pada kepentingan korporasi.

“Kami tidak akan tinggal diam. Ini tentang nyawa anak-anak bangsa. Tragedi ini harus menjadi momentum perubahan dan reformasi sistem keselamatan sektor migas di Indonesia,” tutup Khoirul. (*)

Rilis: Redaksi
Editor: When

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *